Pengobatan Tradisional Bertambah Marak

CILEGON, (KB).-
Jika diamati, pengobatan tradisional atau biasa disebut juga pengobatan alternatif, saat ini makin marak. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya plang, plakat, pamflet, atau iklan di media massa tentang keberadaan pengobatan tradisional. Hampir di setiap titik, tikungan, jalan gang, bahkan di pohon dan tiang listrik di pinggir jalan, terdapat plakat atau pamflet pengobatan alternatif.
Beragam penawaran tentang jenis-jenis penyakit yang bisa disembuhkan pun tertera di pamflet tersebut. Mulai dari pembesaran dan pengencangan alat vital pria, pembesaran payudara, susah punya keturunan, hingga yang menawarkan bisa menyembuhkan segala penyakit, seperti jantung, radang paru, kencing manis, asam urat, mag kronis, gatal-gatal, stroke, darah tinggi, dll.

Demikian juga mengenai tarif atau biaya pengobatan, ada yang menarget ada pula yang seikhlasnya. Misalnya, untuk pengobatan fungsi alat vital dengan mahar (uang muka) Rp500.000.
Bagaimana dengan pasien? Apakah mereka sudah mendapatkan kesembuhan sesuai dengan penyakit yang dideritanya?
Berdasarkan penulusuran Kabar Banten dari sejumlah masyarakat yang pernah berobat ke pusat pengobatan alternatif, jawaban yang terlontar cukup beragam. Namun sebagian besar mengaku kecewa.
Seperti yang dituturkan Didi (46). Dia mengaku pernah datang ke salah satu pengobatan alternatif dengan maksud menanyakan tentang cara dan berapa biaya untuyk mengobati istrinya. Namun saat akan pamit pulang, dia mengaku kaget karena diminta Rp500.000 sebagai uang konsultasi.
“Masak baru nanya aja harus bayar, apalagi pengobatannya. Padahal di awal pembicaraan soal biaya seikhlasnya. Terus terang saya merasa tertipu,” kata Didi, kecewa.
Pengalaman serupa juga dialami Juned (56). Dia menyimpulkan bahwa pengobatan alternatif bohong. Ceritanya dia tertarik oleh plakat yang terpampang di sebuah gang yang konon bisa memperbesar dan mengembalikan keperkasaan pria. Namun setelah berobat lebih dari tiga kali dengan biaya jutaan rupiah ternyata tidak ada perubahan. “Itu bohong. Para korban diam bukan berarti puas, tapi karena malu,” ujarnya.
Membaik
Lain halnya dengan pengakuan Sahriah, (50) asal Pontang, Serang, Sutisna (36) asal Cinangka, Eli (51) dan H. Darlis (67) keduanya asal Lampung Barat, yang berobat ke Pusat Pengobatan Tradisional Thabib M. Adam, mereka mengaku mendapat pelayanan yang baik dengan baiaya terjangkau.
“Saya sudah berobat ke mana-mana dan mengahbiskan biaya yang cukup besar, namun hasilnya belum dirasakan. Alhamdulillah, meski baru sekali berobat ke Thabib Adam terasa ada perubahan. Biayanya pun tidak mahal,” tutur H. Darlis yang datang dari Lampung Barat.
Pengakuan serupa juga disampaikan Turmidi asal Rangkas, Ny. Lilis aasal Cianjur, dan pasangan Mulyadi dan Maripah. Mereka mengaku sangat bersyukur penyakitnya bisa sembuh setelah berobat ke Thabib Adam. “Setelah tiga kali berobat, alhamdulillah sakit lambung saya hilah,” ucap Turmidi. (H-23)***

Sumber : http://kabar-banten.com/news/detail/6487